Menata Hati


posted by Murniati Simbolon

No comments

Iseng - iseng baca Majalah Reader Digest, nemu nih topik menata hati. dari judulnya saja sudah membuat tertarik, kenapa tidak?, secara berursan dengan yang namanya hati..
hahah, ini neh dia,,
Menata hati untuk kesehatan raga dirasa sangat penting di saat ini. Sayang karena kemajuan teknologi, hal ini semakin sulit dilakukan. Sebagai contoh media sosial yang ada saat ini tidak hanya menjadi ajang silahturahmi, melainkan wadah untuk mengekspresikan pikiran, pendapat, bahkan perasaan dan emosi.
Banyak orang curhat di media sosial karena mereka lebih percaya kepada orang-orang di dunia maya. Sayang sifat media sosial yang terbuka membuat tidak ada batasan etika ketika berada disana. Kita dapat ngomongin orang, curhat suasana hati, dan mengijinkan orang lain untuk berkomentar. 
Tanpa disadari banyak orang yang ngomongin pasangannya di media sosial yang sering menyebabkan orang lain masuk ke dalam ruang pribadi. Komunikasi lewat media sosial agak bebeda dengan komunikasi fisik secara tatap langsung atau via suara. Media sosial lebih kuat dengan persepsi, sementara persepsi tidak dapat dikontrol. Repotnya lagi sering media sosial tidak memberikan solusi, yang diperoleh hanya pembenaran atau dukungan semu dari apa yang dicurhatkan.
Ini akhirnya hanya membesarkan ego dan menjauhkan hati. Yang seringkali tidak disadari ternyata ada korelasi antara sikap menyalahkan atau menyindir baik langsung maupun memanfaatkan teknologi dengan kondisi kesehatan seseorang. Menurut Louise L. Hay penulis buku You Can Heal Your Life pada tahun 1984 mengatakan bahwa apabila perasaan dan pikiran tidak sejalan, maka sejumlah penyakit akan terbentuk. Ia mencontohkan penyakit darah tinggi, menurutnya disebabkan oleh emosi berkepanjangan karena masalah yang belum selesai. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan membangun pola pikir : “Saya dengan senang hati melepaskan masalah di masa lalu, dan saya merasa tenang dan bahagia sekarang”.

Buku tersebut pada tahun 2008 tercatat sebagai buku terlaris kedua menurut New York Times. Menurutnya buku ini merupakan rekam jejak dari pengalaman hidupnya. Ia lahir dari keluarga miskin yang mengalami kekerasan dalam perjalanan hidupnya. Akhirnya ia masuk ke First Church of Religion Science yang mengajarkan tentang kekuatan pikiran untuk melakukan perubahan, yang mempercayai bahwa seseorang dapat mengubah nasib dan menyembuhkan penyakitnya dengan pola pikir positif. Bahkan ia mengklaim berhasil menyembuhkan kanker rahim tanpa peran dokter dan perlakuan medis konvensional.
Menurut seorang creative director dan fasilitator dari Image Management, dikatakan bahwa ketika kita sering mengucapkan kata-kata negatif, tubuh makin dipenuhi dengan penyakit dan sistim kekebalan tubuh akan menurun. Tubuh dan pikiran itu sebenarnya menyatu; apa yang kita pikirkan akan berpengaruh terhadap tubuh. Artinya kalau kita berpikir konstruktif maka kepala akan menjadi ringan. Sebaliknya kalau emosi, kepala menjadi penat dan jantung berdetak dengan cepat. Bila hal ini dibiarkan terus menerus akan menjadi stroke. Lebih lanjut dikatakan bahwa langkah awal untuk menata hati dapat dilakukan sebagai berikut :
  •  Setiap kali kita merasa tidak nyaman atau merasa takut, cobalah untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan dan miliki saat ini. Dengan selalu bersyukur, kita akan menemukan kenikmatan. Karena setiap ada pintu yang tertutup, pasti ada pintu kesempatan lain yang terbuka. Masalahnya, karena kita terlalu berkonsentrasi terhadap pintu yang tertutup, pintu yang terbuka sering tidak terlihat.
  •  Ketika kita dibenci orang, seharusnya kita bersyukur karena sesungguhnya kita sedang didoakan orang tersebut. Kalau kita bersikap defensif, misalnya dengan membalas membenci, hal itu justru merugikan kita. Selayaknya kita harus mendoakan orang tersebut. 
  • Kita harus selalu ingat bahwa sebelum kita sukses, musuh akan menjauh. Begitu kita sukses, maka orang yang memusuhi kita akan sangat dekat dengan lingkungan kita. Ketika kita sudah sukses, musuh terbesar justru diri kita sendiri. Pahami betul kesempatan sesungguhya berada di dalam ketidaksempurnaan. Bersyukur adalah mensyukuri apa yang datang kepada kita, apapun bentuknya. Jadi kalau kita ingin sehat, berpikirlah positif dan ciptakan kebahagiaan.

Selamat Mencoba (sumber Readers Digest, Juli 2012).

Leave a Reply