Iseng - iseng baca Majalah Reader Digest, nemu nih topik menata hati. dari judulnya saja sudah membuat tertarik, kenapa tidak?, secara berursan dengan yang namanya hati..
hahah, ini neh dia,,
Menata hati untuk kesehatan raga
dirasa sangat penting di saat ini. Sayang karena kemajuan teknologi, hal ini
semakin sulit dilakukan. Sebagai contoh media sosial yang ada saat ini tidak
hanya menjadi ajang silahturahmi, melainkan wadah untuk mengekspresikan
pikiran, pendapat, bahkan perasaan dan emosi.
Banyak orang curhat di media sosial karena
mereka lebih percaya kepada orang-orang di dunia maya. Sayang sifat media
sosial yang terbuka membuat tidak ada batasan etika ketika berada disana. Kita
dapat ngomongin orang, curhat suasana hati, dan mengijinkan orang lain untuk
berkomentar.
Tanpa disadari banyak orang yang
ngomongin pasangannya di media sosial yang sering menyebabkan orang lain masuk
ke dalam ruang pribadi. Komunikasi lewat media sosial agak bebeda dengan
komunikasi fisik secara tatap langsung atau via suara. Media sosial lebih kuat
dengan persepsi, sementara persepsi tidak dapat dikontrol. Repotnya lagi sering
media sosial tidak memberikan solusi, yang diperoleh hanya pembenaran atau
dukungan semu dari apa yang dicurhatkan.
Ini akhirnya hanya membesarkan ego
dan menjauhkan hati. Yang seringkali tidak disadari ternyata ada korelasi
antara sikap menyalahkan atau menyindir baik langsung maupun memanfaatkan
teknologi dengan kondisi kesehatan seseorang. Menurut Louise L. Hay penulis
buku You Can Heal Your Life pada tahun 1984 mengatakan bahwa apabila perasaan dan
pikiran tidak sejalan, maka sejumlah penyakit akan terbentuk. Ia mencontohkan
penyakit darah tinggi, menurutnya disebabkan oleh emosi berkepanjangan karena
masalah yang belum selesai. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan membangun pola
pikir : “Saya dengan senang hati melepaskan masalah di masa lalu, dan saya
merasa tenang dan bahagia sekarang”.
- Setiap kali kita merasa tidak nyaman atau merasa takut, cobalah untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan dan miliki saat ini. Dengan selalu bersyukur, kita akan menemukan kenikmatan. Karena setiap ada pintu yang tertutup, pasti ada pintu kesempatan lain yang terbuka. Masalahnya, karena kita terlalu berkonsentrasi terhadap pintu yang tertutup, pintu yang terbuka sering tidak terlihat.
- Ketika kita dibenci orang, seharusnya kita bersyukur karena sesungguhnya kita sedang didoakan orang tersebut. Kalau kita bersikap defensif, misalnya dengan membalas membenci, hal itu justru merugikan kita. Selayaknya kita harus mendoakan orang tersebut.
- Kita harus selalu ingat bahwa sebelum kita sukses, musuh akan menjauh. Begitu kita sukses, maka orang yang memusuhi kita akan sangat dekat dengan lingkungan kita. Ketika kita sudah sukses, musuh terbesar justru diri kita sendiri. Pahami betul kesempatan sesungguhya berada di dalam ketidaksempurnaan. Bersyukur adalah mensyukuri apa yang datang kepada kita, apapun bentuknya. Jadi kalau kita ingin sehat, berpikirlah positif dan ciptakan kebahagiaan.