This Is Not My Job


posted by Murniati Simbolon

1 comment

Ini ada renungan harian yang ane caplok dari Renungan Wanita..
Bagus loh, buat setiap orang yang galau dengan pekerjaannya saat ini..
cekidott.. 

Sebagai dosen sepenuh waktu, tugas saya bukan hanya mengajar tetapi juga melakukan dua hal lain yang disebut TriDharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat dan penelitian. Bagi saya, penelitian adalah hal terberat bagi saya. Bukannya saya tidak suka, namun sesunguhnya saya merasa tidak bisa melakukan sebuah penelitian.
Masalahnya, suka tidak suka, saya toh harus melakukannya. Tidak mudah tapi saya tidak mau menyerah. Saya hanya percaya ketika Tuhan menempatkan saya menjadi dosen, maka Tuhan pun akan menolong saya untuk melakukan semua tanggung jawab dan kewajiban. Saya percaya Tuhan tak akan memperkokoh saya untuk melarikan diri dari semua tugas tersebut. Tak ada kata: That’s not my job

Tatkala bertolak menuju Niniwe, Yunus paham benar bahwa keberangkatannya merupakan keharusan yang dilakukannya sebagai hamba Tuhan.
Namun, ditengah perjalanan, Yunus semakin enggan menjalankan misinya. Ia merasa Tuhan pasti akan berbaik hati pada bangsa ini. Jadi untuk apa dia berlelah - lelah mengabarkan Injil? Karenanya, Yunus berbelok arah. Urung ke Niniwe, Yunus memilih Tarsis sebagai tujuannya. Mungkin Yunus merasa bahwa that’s not his job.
Tak pelak lagi, Tuhan yang rencanaNya tak pernah gagal menjewer telinga Yunus. DibuatNya laut bergelora. Matahari tak memancarkan sinar lembutnya. Angin berubah wajah menjadi garang. Kapal laut yang ditumpangi Yunus terhentak - hentak hilang kendali. Satu-satunya cara adalah melempar Yunus ke laut yang sedang bergelora. Terhempas dalam lautan tak berdasar, Yunus pasrah diri tak tahu apa yang bakal terjadi. Seekor ikan besar telah menelan bulat-bulat tubuhnya. Tiga hari di dalam perut ikan, Yunus mendapatkan kesadaran akan panggilannya sebagai hamba Tuhan. Atas perkenan Tuhan, ikan itu memuntahkan Yunus.
Hamba Tuhan ini pun bertolak menuju Niniwe.
Mengabarkan berita Injil di sana. Menobatkan banyak orang sehingga Tuhan tidak jadi menghukum kota itu. 
WANITA, banyak di antara kita yang telah menjadi orang Kristen. Apakah kita telah memahami apakah yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita? Ataukah yang kita tahu hanyalah meminta dan menunggu berkat dari Tuhan belaka?
Apa Sih Tugas Kita?
“ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa  muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.  Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:19-20).
Firman Tuhan di atas mungkin telah kita dengar, kita baca dan kita renungkan berkali - kali. Mungkin kita juga sudah tahu, perintah Tuhan di atas bukan hanya ditujukan pada hamba Tuhan, para penginjil, maupun pendeta; juga bukan untuk staf fulltimer lainnya; melainkan ditujukan bagi semua anak Tuhan - artinya, untuk kita. 
Yang dipertanyakan, apakah kita bisa mengemban tugas itu? 
Sigh… Tampaknya ini memang bukan tugas dan tanggung jawab yang mudah. Apalagi ketika kita menyadari bahwa lingkungan kita bukanlah lingkungan yang mudah untuk menerima kebenaran Injil. Ditambah lagi dengan kesadaran bahwa kita bukan orang yang pandai berkata-kata, tidak hapal ayat Alkitab, belum lagi kita adalah manusia yang masih punya salah dan
dosa; haduh….
Semua itu seolah menghantui kita untuk melakukan tanggung jawab yang diembankan Tuhan kepada kita. Banyak sekali hal yang menghalangi kita. Namun sesungguhnya, pemikiran kitalah yang menjadi penghalang bagi kita untuk melakukan tugas dan tanggung jawab itu.
Saya tak akan pernah mampu jika saya membiarkan pikiran saya terus menekan saya dengan mengatakan : KAMU TIDAK MAMPU MELAKUKAN PENELITIAN. ITU BUKAN BIDANGMU. ITU BUKAN BAGIANMU. THAT’S NOT YOUR JOB.
Pemikiran negatif pulalah yang membuat Yunus berbelok arah. Pemikiran bahwa Tuhan toh nanti akan mengampuni kota Niniwe dan penduduknya. Karena itu, tak perlu dia berjerih payah menyampaikan firman Tuhan pada penduduk Niniwe. “IT’S NOT MY JOB, LORD. IT’S YOUR JOB. YOU CAN DO IT BY YOURSELF” 
Mungkin seperti itu yang ada dalam pemikiran Yunus. 
WANITA, Tuhan bukan tidak mungkin melakukan semuanya itu sendiri.
Tapi Dia menginginkan bekerja sama denganNya supaya Ia memiliki saksi bahwa kuasa dan KasihNya itu tidak berkesudahan. Hidup keseharian kita merupakan saksi Kristus. 
Karena melalui hidup kitalah, maka banyak orang akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan. Melalui apa?
Tak perlu berkhotbah di atas mimbar. Tak perlu berteriak di pinggir jalan. Kita bisa melakukan apa yang kita bisa. Tak perlu jadi hamba Tuhan untuk menyatakan kasihNya. Ibu rumah tangga pun memiliki banyak hal-hal yang bisa dikisahkan berkenaan dengan kasih dan kuasa Tuhan yang terjadi di tengah tengah keluarga dan rumah tangga kita. 
Salah seorang penulis Renungan WANITA Jenny adalah seorang ibu rumah tangga. Tapi, dia pun bisa melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai anak Tuhan. Ia berbagi kisah tentang kuasa dan kasih Tuhan melalui tulisan-tulisannya.
Penulis yang lain Vlorin adalah seorang guru les Bahasa Inggris. Apa yang terjadi dalam
kesehariannya menjadi sumber inspirasi untuk menyatakan kasih dan kuasa Tuhan. Demikian pula halnya dengan Andika Witono yang sering berbagi tentang apa yang didengarnya dari khotbah para hamba Tuhan.
WANITA, itu baru satu cara untuk melakukan tugas dan tanggung jawab kita. Selain menulis, masih banyak cara yang lain. Menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekeliling kita. Bagi suami, anak dan tetangga (untuk ibu rumah tangga), bagi murid dan rekan kerja (untuk guru), bagi klien dan partner kerja (untuk para profesional) dan sebagainya. Bukan hanya dengan perkataan, tetapi terlebih dengan menjadi teladan . Jadi, tidak ada alas an bagi kita untuk lari dari tanggung jawab dengan berkata : THIS IS NOT MY JOB.



1 comment

Leave a Reply