Archive for May 2012

Seperti api yang kian membara...


posted by Murniati Simbolon

No comments

Hoaaaaamm, membuka mata, dan memulai untuk menggerakkan tanganku. Hadeuh, sulit rasanya beranjak dari tempat ini. Aku ingin memejamkan mata lagi, walau hanya sebentar saja. Ugghhhhhh.
Tapi tidak bisa by, 'ayouk bangun by, bangunnnnn...'.. Aku berusaha untuk menumbuhkan semangat pagi. Mengingat pepatah yang mengatakan, bahwa mood di pagi hari akan mempengaruhi hari kita, mulai dr pagi sampai malam harinya.
Okeh , okeh,.. Apapun ceritanya pagi ini akan kumulai hariku dengan sukacita, lupakan masalah yang melilit walau hanya untuk sejenak.

Byurrr, byurrr, dengan kencang kusiramkan air dingin pagi ke seluruh badanku, untuk sedikit membuatku tersentak, jadi terhindar dari rasa kantuk. *satu tips neh.. :D
Tapi jangan lagi mengguyur kepala terlebih dahulu, hmm, kenapa?
Katanya neh, *lagi - lagi baca dari artikel ,
Bisa menyebabkan struk, *koq bisa?
Karna tekejutnya saraf , sama seperti badan kita yang kalau tiba2 diguyur air dingin, aliran darah terasa terkejut bukan?..
Yah yah yah, sekedar untuk menambah perbendaharaan mengenai kesehatan.

Rasa kantuk pun hilang, dingin menyerang,
Cepat2 aku menyalakan kompor, memanaskan air minum.
Sembari menunggu air mendidih, aku berkemas - kemas, pakai baju kantor, dan tidak lupa menyisir rambut seadanya.
Eits, pastinya ngaca juga..

Ciiiiiiitttttttttt,
Ops, suara nyaring itu.....
Bergegas ke dapur, matikan kompor, dan siapkan segelas kopi, dan siapkan roti juga.
Yummy, nyalakan tipi , bawa roti dan kopi, langsung deh duduk di depan tipi, mumpung masih subuh , tepatnya 04.30 pagi, .., siaran liputan 6 siap untuk menyuguhkan beritanya.., sebelum memulai pagi ini.

Oppss, sudah 15 menit berlalu,
Itu artinya, harus berangkat ke kantor.
Aku ribby, yang selalu mengulang dan mengulangi lagi rutinitas diatas setiap hari hampir 2 tahun belakangan ini.
Kalau lagi rajin, maka kopi dan roti akan jadi menu utama pagi itu, kalau tidak, ..?!.?, tanpa sarapan langsung saja berangkt ngantor.
Aku ribby, yang paling menghindari kemacetan jakarta yang teramat sangat., apalagi kalau hari senin pagi.
Jadi aku lebih memilih untuk merbankan waktu tidur, daripada aku harus bermacet macet ria di jalanan..
Westing taim bok...
Berangkat jam 5 pagi dr rumah, jalanan masih lancar, angkot masih tidak terlalu penuh, jalan tol lancar, ngantri di transjakarta masih manusiawi, naek transjakarta juga tidak perlu berantem dengan penumpang lain yang lebih beringas, pastinya masih bisa nyaman di bis, nyampe kantor rambut tidak urak urakan., segar., bisa brosing bareng 10 sampe 20 menit., denger lagu.
Ugh senang kan... ‎​​​°• нiнiнi :D нiнiнi :p •°
Coba kalo telat jadi 5.15, jalanan menuju tol merayap., di tol tidak kalah merayapnya, keluar tol naujubillah lama ngantrinya,.. Tiba di halte transjakarta..!, anjiiirrrrrr, penuh bok.., ampe dialihkan ke halte sebelum maupun setelahnya., mesti berjuang untuk masuk bis dengan penumpang yang amat sangat beringas, di bis, baunya itu loh, kagak nahaaannnnn..
Keluar dr bis, jadilah spt kepiting rebus, bau, dekil, muka berminyak, rambut udah jadi kribo., gda seger2nya dah...

Read more »

Almost Hopeless ????


posted by Murniati Simbolon

1 comment

Jika ada yang bilang aku gadis tangguh, mereka salah
Jika ada yang bilang aku gadis pemaaf, mereka juga salah
Jika ada yang bilang aku gadis periang, mereka salah
Jika ada yang bilang aku gadis yang tidak tau apa - apa, lugu, mereka salah besar

Sesungguhnya aku tidaklah gadis setangguh yang mereka pikir,
Sesungguhnya aku juga tidaklah gadis setegar yang mereka bilang,
Aku juga tidaklah gadis pemaaf seperti yang sering kali aku tunjukkan selama ini
Aku bukanlah gadis periang yang selalu tertawa terbahak - bahak,
Dan yang paling penting , aku bukanlah gadis lugu yang mereka pikir.

Aku tahu apa yang terjadi selama ini, tapi aku pura - pura tidak tahu.
pura - pura tidak tahu adalah salah satu cara untuk menepis kekhawatiranku.
pura - pura tidak tahu juga merupakan senjata pamungkas buatku, untuk tetap ceria,
untuk tetap tertawa, tetap memberitahukan bahwa all is well ..
pura - pura tidak tahu juga adalah cara ampuh untuk tetap memampukan aku melangkah tiap hari.


pura - pura tidak tahu atas apa yang telah kw lakukan pada keluargaku,
pura - pura tidak tahu bahwa kw telah fitnah bapakku habis - habisan
pura - pura tidak tahu kalau kw telah memfitnahku juga
pura - pura tidak tahu bahwa kali ini hatiku sudah hampir remuk,
pura - pura tidak tahu kalau kali ini, emosiku sudah di ubun - ubun

Ingin rasanya aku meremukkan tulangmu, hei kamu yang telah menebar saksi dusta
Ingin rasanya aku juga melempari kepalamu dengan batu, agar kw tahu betapa sakit nya pernyataan yang kw buat.
Ingin rasanya aku menjambaki rambutmu, dan melemparmu ke lubang buaya sana,
entah kenapa mesti ada orang sepertimu.
Itomu saja kw fitnah, dimana otakmu ., hah???

seandainya yang kw fitnah itu hanya aku, aku tidak akan peduli sama sekali,
menganggap kw tidak ada saja sudah cukup bagiku.
sudah sejak lama aku memendam ini terhadapmu,
entah sampe kapan vocabulary fitnah mu itu habis,.

Iyah, aku hampir kalah karena fitnah mu itu.
iyah, aku hampir berhenti karenamu.
iyah, aku juga hampir tidak berpengharapan hanya karena orang tidak berkualitas sepertimu.

fiuhhh, jauh - jauhlah kw dari kehidupanku, kehidupan bapakku.
sepertinya, tidak ada kata maaf dariku untukmu,
kw jahat, kw lebih - lebih dari singa yang buas

pergilah, pergi seiring berakhirnya kematian pengharapanku..,
aku ingin hidup seiring dengan hidupnya harapku..
aku tidak ingin berhenti hanya karna orang sepertimu.
aku taulah siapa kw sekarang,
kw tidak lebih dari pohon yang tidak berbuah, yang siap untuk dibakar.

*Maafkan aku Tuhan, mungkin hanya dengan luapan kata - kata ini, aku berhasil membuang semua fitnahannya,..


Antara Ilusi dan Fakta (4)


posted by Murniati Simbolon

No comments


sebelumnya di  Antara Ilusi dan Fakta (3)

       " Mom, pi, kalo ita jujur, mami papi marah ga sama ita?
     Dedeq sayang, kapan papi mami marah sama kamu nak?
   Ga apa2 nak,  jujur aja, papi mami ga marah, apalagi kalo jujur nak.
     Ada apa nak? Kata papi menimpali. "


Sebelum ita sakit, sebenernya firasat ita sangat jelek. Sampai2 ita mutusin ijin kuliah buat pulang ke rumah.
Aku memulai pengakuanku, mumpung bang aldo disini, biar bng aldo juga tw apa yang sebenernya terjadi.

Firasat apa nak? Tanya papi.
Firasat yang membawaku melihat sesuatu terjadi antara mami dan papi kataku.
Aku melihat semua yang terjadi pi, mom. Aku mulai menangis. Apa yang dedeq liat sayang? Tanya mommy lagi. Aku melihat gimana pertengkaran papi dan mommi.

Siapa nova mom?, pi?

Kenapa papi ga sayang sama mommy?

Airmataku semakin menjadi jadi.

Bng aldo bingung, dy ikut2an bertanya, ada apa ini? Apa yang terjadi mom, pi?
Papi akhirnya angkt bicara.

Maafin papi sayang, papi tidak bermaksud membuat suasana jadi tidak karuan begini,.. kami semua hening menunggu pengakuan papi. Papi tidak pernah bermaksud melukai hati mami maupun hati anak2 papi. Sebenarnya kejadian sudah papi kubur sejak lama. Nova itu adalah pacar pertama papi sewaktu masih SMA. Nova wanita yang papi sangat sayangi. Nova adalah wanita idaman papi sejak SMP. Tapi dy baru mw nerima papi jadi pacarnya sejak duduk di kelas 2 SMA. Sungguh banyak hal yang telah papi dan nova jalani. 

Kami berjuang untuk mendapatkan prestasi setinggi mungkin. Hingga kami juga sama2 berjuang untuk mengecap pendidikan perkuliahan. Papi dan nova memilih jurusan dan universitas yang sama di ujian SIPENMARU. Pilihan pertama di Teknik Arsitektur ITB dan pilihan kedua Teknik Sipil UI. Kita berdua tahu, kalau ini merupakan pilihan yang sulit. Tapi nova selalu mendukung papi, bahwa papi pasti bisa. Begitu besar keyakinannya, sehingga kami berdua lulus. Tapi beda universitas. 

Papi di ITB, sedangkan nova di UI. Bukannya kami saling menjauh, malahan kami semakin sayang satu sama lain. Begitu banyak hal yang telah di perjuangkan nova buat papi. Hingga papi menjadi seseorang. Papi kuat karna nova. Doa nova begitu besar buat papi. Sejahat apapun papi , nova selalu berusaha membimbing papi. 

Yah aku bisa lihat bagaimana kecintaan papi pada nova itu, hingga papi mengeluarkan air mata seperti ini. Hahaha, sesungguhnya aku ingin ikut menangis, tapi entah untuk menangisi apa. 



#MariMenulis

Antara Ilusi dan Fakta (3)


posted by Murniati Simbolon

No comments

 

sebelumnya di Antara Ilusi dan Fakta (2)

         
        " Tiba - tiba mami membuka pintu kamarku.., nak, mie gorengnya sudah siap sayang, mw dibawakan kesini aja, atw dedeq ikut mami kebawah nak? , tanya mami.. 
Ga usah mi, ita kebawah aja, bentar lagi, mami duluan aja ke bawahnya , jawabku. Ok. Sayang.. Mami tunggu yah nak. "


Huft, ayouk ta, ga boleh nangis, ga boleh cemberut, ga boleh sedih.,. Kulangkahkan kakiku menapaki tangga. Aku turun. Di meja makan, papi dan mami sudah menungguku. ayuk duduk nak, makanannya udah siap.

Iyah mi. Aku mengambil duduk di di depan papi. Doa dipimpin papi. Lanjut makan.,. Sebenernya kalau boleh jujur, aku tidak ingin ada disini., aku ingin tidur saja, aku ingin melepaskan rasa penatku saja. Tapi aku juga tidak ingin mereka tw kalau aku tahu pertengkaran mereka tadi.

Aku menguyah makanan dengan perlahan, entah apa yang ada dalam pikiranku saat ini.
Aku tidak ingin membebani pikiranku dengan peristiwa tadi. Aku berusaha mengalihkan pikiranku dengan menghadirkan bayangannya didepanku. Dy yang sudah 3 tahun ini menempati relung hatiku.
aku menikmati hadirnya, dy nyata, dy menanyakan bagaimana keadaanku. Dy juga bertanya kenapa cara makanku tidak selera seperti ini.. Aku hanya tersenyum., dan aku taw dy mengerti senyumanku.

Mikirin apa nak?, pertanyaan mami mebuyarkan hayalanku. Ga mikirin apa2 koq mom. Loh koq anak gadis mami senyum senyum sendiri nak?, . Paling lagi jatuh cinta anak gadis kita mom, sahut papi..
tapi ekspresiku datar saja, seakan mw mengatakan, aku marah pada kalian berdua tw..

Ga apa2 koq. Mom, pi. Ita ke kamar dulu yah. Ita ga enak badan.
Kenapa nak, ada apa kata papi sambil mengarahkan tangannya ke keningku. Kepalamu panas sayang. Kita ke dokter yah ? Saran mama. Tapi aku langsung menolak. Ga usah mi, pi. Mungkin cuma karna stress skripsi kali, makanya ampe ga enak badan gini, jawabku menepis papi mommy.
Aku beranjak ke atas. Dan saat berdiri, tiba tiba saja badanku ambruk.. Brukk.. Aku tidak tau apalagi yang terjadi..

Read more »

Antara Ilusi dan Fakta (2)


posted by Murniati Simbolon

No comments


sebelumnya di Antara Ilusi dan Fakta (1) 

         "Aku menyapa mommy yang masih tertidur, dan berusaha membangunkan carel, .. ‘hei carel, bagun gih. .. molor mulu deh’. Muachh, kucium pipi mamiku., mom, aku mandi dulu yah. Aku beranjak ke kamar mandi, berusaha menghilangkan rasa ngantuk dengan berlama – lama di kamar mandi. Yah ritual rutin yang aku lakukan di pagi hari. hingga rasa kantuk itu hilang dan segarrrr…..
Aku lihat mommy tidak lagi di tempat tidurku. Mungkin dy udah kembali ke kamar, kasian kan tadi malam papi tidur sendiri carel.."

Hihihhi , berusaha mengajak carel tertawa. Aku menyusun buku, mengerinkan rambut dan dandan seadanya. Asal rapi aja , udah deh, it’s time to go to campus, carel…
Kamu baek – baek yah, carel jaga kamar ita, jangan biarin siapapun baca diary ita . okay okay…, aku menutup kamar, dan bergegas turun ke bawah. Di meja makan, sarapanku sudah tersedia, hmm, pasti mommy deh neh.. mommy, mami, aku mencari mami kedapur.. ooo, tidak ada,.. mom, teriakku lagi, mami, ita mw makan neh,.., Iyah nak, bentar yah sayang, terdengar suara dari dalam kamar. Kutunggu mami, lumayan juga ,. 10 menit , baru si mami keluar dari kamar. Mami lama bgt c, mami abis ngapain,ku cecar mami dengan dua pertanyaan sekaligus. Tapi ada yang aneh di wajah mami. Aku liat mata mami sembab. Lha, mami kenapa, koq matanya sembab, perasaan tadi malam mami masih segar deh.

Kulihat mami menyeka matanya, gpp sayang.. mami Cuma ngerasa lemas aja pagi ini nak. Mami istirahat aja gih, mungkin karna tadi malam momy kurang tidur kali. Ga papa koq sayang, makan lah nak. Ayo, sini piringnya sayang, biar mami buatin, kata mami sambil kusodorkan piringku. Mi, papi dimana?, koq ga ikut sarapan sama kita?., Tanya ku lagi. Papi ga pulang semalaman sayang. Apa? Papi kemana?, papi dinas luar yah mom?.,. mungkin nak., papi gda ngasih kabar soalnya.

Wah si papi gimana c, masa ga pulang semaleman ga ngasih kabar. Pantesan tadi malam momy kekamar pikirku. Gpp nak, paling papi ada kerjaan mendadak sayang, sekarang mami aja yang nganterin dedeq kekampus yah , boleh kan sayang.?, pinta mommy ku. Aduh mamiku tersayang, tidak usah mam. Mommy dirumah aja yah, mommy istirahat. Nanti ita pulang cepet koq, paling jam 10 udah nyampe rumah lagi. Loh koq cepet sayang?, Tanya mami. Iyah gpp ijin sekali mom, biar nemenin mommy yah. 

Hehhe, mami gpp koq sayang, kamu kuliah aja yang bener yah, nanti juga mami mw ke tukang jahitnya mami yang di slipi sama si bibik. .. okelah kalo begitu, ita pergi ke kampus dulu yah mam, kucium tangan dan mommy nyium pipi kanan, pipi kiri, tidak lupa kening juga. Yah, inilah kebiasaan si mommy.
Dah mommy, dah sayang jawab si mami..,terasa berat ninggalin mami pagi ini, mungkin karena papi ga pulang , dan mami cemas nya luar biasa. Aku bisa liat dari raut wajahnya tadi pagi. 

Read more »

Antara Ilusi dan Fakta (1)


posted by Murniati Simbolon

No comments


Ya, aku sudah mengenalmu. Bahkan sangat mengenalmu, hingga aku tidak bisa terlepas dari mu. Terlepas dari setiap tatapan itu, terlepas dari senyuman , yang semakin hari , membuatku semakin terbenam sangat dalam.
Aku menutup malam dengan perkataan yang aku tuliskan di diary kecil ku. Tidak lupa juga aku menyapa caral yang senantiasa menemani gundahku. “Nite carel”,.., seakan carel senyum tersipu menjawab sapaan malamku sperti biasanya. Lucu memang aku mengajak bicara carel imutku yang satu ini. Carel hanyalah sebuah boneka kecil dan lucu berwarna biru muda, dengan hidung putihnya.  Pemberian seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupku. Seorang sister yang manja, tepat pada hari ulang tahunku yang ke 20. Okay – okay, next, aku menamai si lucu itu carel, ‘care angel’.
                                                                       
                                                                            ***
‘Apa ?, jadi sisco udah tau kalo selama ini aku yang ngirim puisi ke dy??,…………’. Oh nooooooooooooooooooooooooo,….
Aishh, terbangun tengah malam gini sungguh menyebalkan, pastinya tidak bisa tidur lagi. Entah apa yang membuatku memimpikan nya. Mimpi yang begitu nyata. Alangkah malunya aku disana, sisco akhirnya tw kalo aku yang selalu mengiriminya puisi yang ga jelas itu..
Hufftthh, untung hanya mimpi, … kalau hal itu benar terjadi, aku tidak tw apa yang harus aku lakukan. Meminta maaf, tersipu malu, lari untuk menghindarinya?., oh no , no , no, ‘jauh jauh deh tuh mimpi, amit amit dahhhhh’, biarin aja apa yang kurasa hanyalah milikku seorang, tanpa seorang pun yang tw, kecuali Allah dan carelku sayang.

Kubuka kembali diary kecilku, kubaca lembaran demi lembaran. Dan as u know, semua tentang dy, lagi – lagi dy. Tak pernah bosan, dy lagi, dy lagi…., hihih, sesekali aku tersipu malu, dan cekikikan di tengah malam itu. Malu membaca hal konyol yang telah kulalui bersama dy selama ini. Hmm, tidak lupa kuperhatikan sekeliling, takut ada yang nguping dari kaca samping. Kuperhatikan carelku masih terlelap,, yah baguslah akhirnya dy juga tidak tw mimpiku barusan.

Aku mencoba menulis kembali, menulis mimpiku yang seakan nyata tadi., ‘kreeekkk, ’ pintu terbuka, ‘Nak, belum tidur kah?., ngapain aja sayang?.,’ . Ga ngapa2in mom, balasku sambil berusaha untuk menyembunyikan diariky dan menarik selimut kembali. Hayoo, anak gadis mami kenapa? Koq pake teriak2 tadi?., Apa?, mami denger teriakanku barusan pikirku dalam hati. .. Teriak apa mom?., lah, koq pake nanya mami lagi sih nak, tadi mami denger teriak dedeq dari kamar mami. Kembali aku geleng – geleng. Tidak nyangka teriakan ku barusan, kedengeran ampe kamar mommy di lantai bawah.,. ah mami salah denger kali, neh dedeq, Cuma mw minum doank tadi, makanya kebangun, jawabku ke mami yang memang tidak jarang mendengar suara kecil sekalipun. 

Yaudah kalo gitu, mami temenin kamu tidur yah nak,. Mami tidur disini aja sama dedeq. Aih, ada2 neh si mommy, pake acara nemeniin tidur segala lagi, kagak bisa ngigo lagi deh aku entar (ohohoho)…, hmm okeh deh mam, balasku sambil menggeser badanku ke sebelah kiri. Mami berusaha memelukku dari belakang. Idih mami, apa2an sih, pake acara meluk, dedeq bukan papi miiii, sambil menepiskan pelukan mami. Lha, emg kenapa nak,?, masa mami nya sendiri yang meluk ga bisa deq. L, yah yah yah , emang sih dari dulu mommy kebiasaannya ga bisa ilang, asal tidur di kamar pasti meluk. Tpai kan kali ini beda mom, batinku. Kali ini aku lagi meluk si diary kecil di perut…, pasti ketauan deh neh, kalo gini ceritanya.

Kenapa nak, dedeq ga sayang sama mami lagi sayang?., mami ada – ada aja deh, sambil aku terbangun dengan posisi duduk,. Jadi kenapa nak?, ada yang dedeq sembunyiin dari mami ?., iyah ada …. *oppss, ketauan deh…… ohohooh.,.. urgh, emang paling ga bisa boong deh sama mami ini,. Hmm, aku berusaha menenangkan hatiku, berusaha juga untuk menetralkan suasana malam. Begini loh mom, ita kan udah besar mom, baru sebulan yang lalu lagi ultah ke 20, mami ga lupa kan…?, tanyaku… yah enggak dunk nak, mami inget kalo dedeq mami itu udah gadis dewasa yang sebentar lagi mungkin akan di pingit anak orang, jadi mami mw puas2in dulu tidur sama anak gadis kesayangan mami.., kata mami.
Hahahhaha, aduh duh mommy ku sayang, kurangkul si mommy, yang mungkin bentar lagi bisa bisa berurai air mata. Mami koq udah kepikiran kesitu c mom. Ita masih kecil mommy, masih pengen deket mami lama – lama. 

Read more »

Perencanaan Finansial Pendidikan Adik –adik dan Sang Buah Hati , "BCA pilihanku"


posted by Murniati Simbolon on , , , , ,

No comments


Memang benar segala sesuatu indah pada waktunya dan ntuk segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Ada waktu untuk menangis dan ada waktu untuk tertawa. Mungkin, oleh karena adanya perkataan ini membuat orangtuaku tidak terlalu mengkhawatirkan hari esok karna esok akan memikirkan kesusahannya sendiri. Dan setiap hari bisa menjadi hari yang sulit.
Terlahir sebagai putri sulung dari 8 (delapan) bersaudara di keluarga Pak. Doharma Simbolon dan Ibu. Mawarni Simamora, keluarga yang tinggal di pedesaan Pangururan Samosir dan hidup dengan serba kurang cukup menuntutku berpikir dewasa, bijak , dan tetap berjuang untuk merubah hidup. Aku tahu, ini membutuhkan usaha dan kerja keras untuk melakukan perubahan. 

Tepat pada bulan Juni 1994, aku berumur 5 tahun 6 bulan (5,5). Teman – teman seusiaku di sekitar rumah, semuanya pergi ke sekolah. Tidak ada lagi temanku bermain. Otomatis aku bertanya pada ibuku, bertanya kenapa aku tidak seperti mereka. Ibuku hanya menjawab kalau umurku belum cukup. Tetapi aku tetap saja memaksa agar aku bersekolah. Alhasil pada pertengahan Agustus aku mulai masuk sekolah. Berjuang untuk menjadi juara. Berjuang untuk selalu dapat hadiah. Begitu jugan dengan adik – adikku.

Masa SD terlewati juga dengan hasil yang memuaskan. Mendapatkan NEM tertinggi di sekolah J. Dan aku harus melanjutkan sekolah ku kembali. Aku memilih untuk ujian masuk di salah satu SMP swasta terbaik di kotaku.  Aku lulus. Kembali kerumah dengan wajah yang sumringah. Betapa tidak, aku diterima di sekolah yang cukup bonafit itu. Tetapi apa daya, SMP itu mewajibkanku untuk membayarkan uang yang banyak (untuk kalangan kami tentunya) dengan rincian, uang pangkal, uang spp, seragam sekolah 3 pasang, sepatu. Orangtua ku mengatakan tidak mampu membayarkan itu. 

Yah , baiklah. Bagaimanapun aku harus tetap sekolah. Sekalipun tidak di sekolah bonafit itu. Perkataan ibuku membuatku tetap maju “dimanapun , emas itu akan tetap menjadi emas, bahkan di api sekalipun”. Okeh Ibu, aku akan berjuang. Perjuanganku di SMPN di kotaku itu pun tidak main – main. Ada saja masalah dengan keuangan. Tidak jarang, uang membuatku sangat minder bergaul. Bahkan aku memilih – milih teman, yaitu teman yang tidak jauh kondisinya denganku. Minder sih boleh – boleh saja, tapi peringkat tetaplah yang terutama.

SMP berakhir, masuk ke SMA. Aku SMA, adikku 2 (dua) orang SMP, 3 (tiga) orang SD. Wow, tuntutan yang sangat besar bukan ?.  Sulit sekali rasanya kalau sudah tiba waktunya membayarkan SPP, aku dan kelima adikku meminta biaya juga. Belum lagi jika banyak buku dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang harus dibayar. Bener 2 deh, mintap sama ortu saja pun udah takut. Mau dapat uang darimana lagi.
Miris jika melihat kedua orang tua membanting tulang di ladang. Keadaan yang sering membuatku bertanya, ‘kenapa keadaan kami seperti ini ??’.  

Tapi walaupun begitu, ortu tetap berjuang, begitupun kami anak – anak nya. Berjuang tanpa lelah. Aku pun terus memaksa sekolah hingga perguruan tinggi. Banyak kendala yang harus dihadapi, dan yang paling besar adalah masalah uang , uang dan uang.
Hingga sekarang pun masalah uang tetap ada. Apalagi semenjak aku memutuskan untuk tetap melanjutkan jenjang perkuliahan sambil bekerja. 2 (dua) adikku kuliah, 2 SMA, dan 2 SD, masih tetap memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Perlahan – lahan aku ingin membangun keluarga kami ini. Sudah bekerja dan menerima gaji tentunya. Gaji yang ditransfer setiap bulannya melalui rekening BCA  pun mulai di manage. Akan dibagi kedalam beberapa bagian besar. Di simpan untuk membiayai pendidikan adik – adik yang masih kecil, karna masih ada 2 SD dan 1 SD wanna-be.  Disimpan untuk biaya kuliah sendiri (setiap semesteran) dan untuk biaya pendidikan anak – anak saya kelak, setelah saya menikah.

Read more »