Antara Ilusi dan Fakta (4)


posted by Murniati Simbolon

No comments


sebelumnya di  Antara Ilusi dan Fakta (3)

       " Mom, pi, kalo ita jujur, mami papi marah ga sama ita?
     Dedeq sayang, kapan papi mami marah sama kamu nak?
   Ga apa2 nak,  jujur aja, papi mami ga marah, apalagi kalo jujur nak.
     Ada apa nak? Kata papi menimpali. "


Sebelum ita sakit, sebenernya firasat ita sangat jelek. Sampai2 ita mutusin ijin kuliah buat pulang ke rumah.
Aku memulai pengakuanku, mumpung bang aldo disini, biar bng aldo juga tw apa yang sebenernya terjadi.

Firasat apa nak? Tanya papi.
Firasat yang membawaku melihat sesuatu terjadi antara mami dan papi kataku.
Aku melihat semua yang terjadi pi, mom. Aku mulai menangis. Apa yang dedeq liat sayang? Tanya mommy lagi. Aku melihat gimana pertengkaran papi dan mommi.

Siapa nova mom?, pi?

Kenapa papi ga sayang sama mommy?

Airmataku semakin menjadi jadi.

Bng aldo bingung, dy ikut2an bertanya, ada apa ini? Apa yang terjadi mom, pi?
Papi akhirnya angkt bicara.

Maafin papi sayang, papi tidak bermaksud membuat suasana jadi tidak karuan begini,.. kami semua hening menunggu pengakuan papi. Papi tidak pernah bermaksud melukai hati mami maupun hati anak2 papi. Sebenarnya kejadian sudah papi kubur sejak lama. Nova itu adalah pacar pertama papi sewaktu masih SMA. Nova wanita yang papi sangat sayangi. Nova adalah wanita idaman papi sejak SMP. Tapi dy baru mw nerima papi jadi pacarnya sejak duduk di kelas 2 SMA. Sungguh banyak hal yang telah papi dan nova jalani. 

Kami berjuang untuk mendapatkan prestasi setinggi mungkin. Hingga kami juga sama2 berjuang untuk mengecap pendidikan perkuliahan. Papi dan nova memilih jurusan dan universitas yang sama di ujian SIPENMARU. Pilihan pertama di Teknik Arsitektur ITB dan pilihan kedua Teknik Sipil UI. Kita berdua tahu, kalau ini merupakan pilihan yang sulit. Tapi nova selalu mendukung papi, bahwa papi pasti bisa. Begitu besar keyakinannya, sehingga kami berdua lulus. Tapi beda universitas. 

Papi di ITB, sedangkan nova di UI. Bukannya kami saling menjauh, malahan kami semakin sayang satu sama lain. Begitu banyak hal yang telah di perjuangkan nova buat papi. Hingga papi menjadi seseorang. Papi kuat karna nova. Doa nova begitu besar buat papi. Sejahat apapun papi , nova selalu berusaha membimbing papi. 

Yah aku bisa lihat bagaimana kecintaan papi pada nova itu, hingga papi mengeluarkan air mata seperti ini. Hahaha, sesungguhnya aku ingin ikut menangis, tapi entah untuk menangisi apa. 



#MariMenulis

Leave a Reply